Ratih Hardjono
Ratih Hardjono menyelesaikan studi perguruan tinggi di University of Sydney, Australia. Dia tinggal dan bekerja di Australia sebagai koresponden internasional untuk Kompas, surat kabar harian terkemuka di Indonesia, tempat dia bekerja selama 14 tahun. Selama menjadi koresponden di Australia, Ratih Hardjono meliput isu-isu Australia dan juga kisah-kisah internasional, bepergian ke berbagai penjuru dunia.
Ratih Hardjono terpilih sebagai Nieman Fellow di Universitas Harvard, Boston, dan tetap menjadi satu-satunya perempuan Indonesia yang menerima Nieman Fellowship dari universitas itu.
Pada 1999 Ratih Hardjono bergabung dengan tim kampanye untuk Abdurrahman Wahid. Setelah terpilih sebagai Presiden, dia menjadi Sekretaris Presiden. Dia mengelola staf kepresidenan dan tujuh istana kepresidenan, serta mendirikan kantor kepresidenan sipil Indonesia pertama sejak 1965. Ketika di kantor, dia memperkenalkan kebebasan pers di istana presiden, dan memungkinkan semua anggota pers memiliki akses terbuka ke Presiden.
Ratih Hardjono sekarang adalah spesialis urusan publik dan menjalankan perusahaannya sendiri, Mirah Sakethi, di Jakarta. Dia juga Penasihat Senior di Albright Stonebridge Group yang berbasis di Washington D.C., Amerika Serikat.